Senin, 27 Januari 2014

JOKOWI : Saya Didikan Soeharto!

27 Januari bertepatan dengan 5 tahun wafatnya Presiden Soeharto. Dalam rangka flash back ke masa silam, Tim WARAWIRI kembali menemui bapak JOKOWI untuk meminta tanggapannya mengenai Presiden Soeharto. Berikut petikan wawancara kami dengan JOKOWI (27/01/2014)

W : Bagaimana Pandangan Anda Tentang Kepemimpinan Soeharto?
J : Saya ini pengagum berat Soekarno dengan konsep nasionalismenya. Tapi saya juga sangat mengapresiasi Soeharto dengan konsep pembangunannya. Terlepas adanya kekurangan di sana sini tapi setidaknya saya tumbuh di masa - masa kepemimpinan beliau. Boleh dikatakan ya saya ini anak Didikan Soeharto Maksudnya menyelesaikan pendidikan saya di era Soeharto masih jadi Presiden. Jangan di plintir - plintir loo... ya.

W : Apa Nilai Positif Anda Dari Kepemimpinan Soeharto?
J : Nah... in penting buat kita cermati. Kebanyakan dari kita selalu hanya melihat orang dari sisi negatif dan sering melupkan hal - hal positif dari seseorang khususnya pemimpin kita. Gara - gara satu kesalahan saja, maka semua hal dari orang yang kita anggap salah semuanya jadi gak ada yang benar. Walau disodorkan bukti bahwa hal itu baik dan benar, tetap kita akan mengatakan salah! Itulah orang Indonesia.

W : Bisa Lebih Fokus Pak Jokowi?
J : Begini mas... Pada saat Soekarno, kita di ajarkan tentang NASIONALISME! Cinta Tanah Air!, Lalu ketika masuk era Soerhato kita di perkenalkan dengan PEMBANGUNAN lalu melupakan NASIONALISME karena terlanjur benci dengan SOEKARNO. Asing akhirnya menguasai semua sumber daya alam yang dimiliki Indonesia.

Lalu tiba - tiba saat kita merasa mulai terjajah lagi oleh kepentingan asing, beramai - ramai kembali ingat NASIONALISME lalu kita melakukan REFORMASI. Lalu di REFORMASI ini kita langsung membenci semua hal yang berbau SOEHARTO! Termasuk GBHN (Garis - Garis besar Haluan Negara) nya yang berguna untuk memetakan arah pembangunan. Juga program Mobil Nasional, Industri Pesawat Terbangnya, Dll. Pokoke semua yang berbau SOEHARTO itu bau!

Sampean bisa lihat sekarang bagaimana Indonesia tanpa GBHN? Ya pastinya setiap ganti Presiden, ya ganti arah pembangunan. Makanya Indonesia ini gak akan pernah sampai ke Tujuan! Dulu proyek Mobil Nasional yang di anggap berbau SOEHARTO langsung di tutup. Lalu sekarang kita malah mulai lagi memikirkan untuk punya MOBIL NASIONAL karena devisa kita habis buat import mobil dari luar! Malah ada lagi MOBIL MURAH yang konsepnya sama dengan MOBIL NASIONAL era SOEHARTO yaitu peringanan pajak! Aneh kan ya?

Begitu juga PT Dirgantara Indonesia yang dulu karena desakan asing dan berbau SOEHARTO langsung pingsan dan megap - megap karena anggarannya di potong. Sekarang tiba - tiba mulai di hidupkan kembali dan terbukti sukses dan Indonesia di segani di dunia industri dirgantara Asia saat ini. Bahkan perusahaan pembuat pesawat terbang sekelas Boeing pung mengikat kontrak kerjasama dengan PT. Dirgantara Indonesia. Padahal itu Program SOEHARTO juga loo ya sebenernya! Berarti Soeharto Bener dong dulunya?

W : Apakah Bapak Ingin Mengatakan Bahwa Reformasi Ini Gagal?
J : Oh iya jelas! Kalau boleh saya katakan ya GAGAL TOTAL! Karena semangat reformasinya bukan untuk melakukan pembenahan tapi cuma REBUTAN KEKUASAAN dan BALAS DENDAM. Buktinya ya silahkan di lihat sekarang. Korupsi ya tetap saja terjadi. Kalau dulu korupsi takut - takut dan mesti dari kolong meja lah sekarang koruptor nya malah cengengesan di TV tanpa rasa malu!

REFORMASI yang benar itu kan seharusnya mempertahankan yang sudah benar dan memperbaiki yang salah. Jadi mestinya itu GBHN jaman SOERHARTO itu di pertahankan supaya Indonesia punya arah pembangunan yang jelas mau kemana. Mau Mengembangkan Industi Minyak atau Pesawat Terbang, atau apa? Jadi siapapun yang akhirnya memimpin itu ya mesti mengikuti arah itu. Jangan bikin arah sendiri - sendiri.

Pancasila dan Nasionalisme warisan SOEKARNO itu tetap di pertahankan. Penganut - penganut paham GARIS KERAS ya mesti di DOR dan di bubarkan seperti jaman dulu biar aman tentram dan Indonesia bisa membangun dengan tenang tanpa mesti direcokin sama laskar - laskaran.

Nah yang terjadi saat ini di era reformasi ini kan semua di buat baru! Ya pasti namanya baru bentar lagi juga rusak. Lihat saja sebentar lagi akan ada ERA baru sebagai pembaharuan lagi dari era REFORMASI yang sudah di anggap gagal ini. Kalau di era baru setelah REFORMASI ini nanti semua kembali di buat baru lagi, ya mungkin cocok namanya disebut ERA WARAWIRI ya maksudnya era yang bakalan gak jelas lagi!


W : Apakah Bapak Ingin Mengatakan Bahwa Kita Tidak Belajar Dari Sejarah?
J : Iya! Itu maksud saya. Kita ini memang malas belajar dari sejarah. Kita membaca sejarah bukan untuk mengambil apa yang baik dan merumuskan apa yang salah tapi lebih pada masalah GOSIP SEJARAH. Misalnya istri Soekarno ada berapa? Soeharto pernah selingkuh apa tidak!, Soeharto punya harta karun gak ya? Pokoknya ya itu. Kita Lebih suka GOSIP SEJARAH.

W : Adakah Bukti Bahwa Kita Bangsa Yang Tidak Suke Belajar Dari Sejarah?
J : Ya itu buktinya kita di jajah 3 negara berbeda silih berganti selama ratusan tahun! Itu saja buktinya sudah sangat otentik! Itu kalau sampai di Jajah tiga negara namanya bukan lagi sial tapi emang sudah hobi. Kenapa? Ya itu dia kita gak pernah belajar sejarah tadi. Udah pernah kok di jajah portugis dengan cara membodoh - bodohi kita, masih juga bisa di bodohin oleh belanda, bahkan ketiga kali oleh Jepang!

W : Jadi Apa Saran Bapak Buat Indonesia?
J : Ya walaupun saya ini cuma tukang tambal ban yang kebetulan namanya JOKO WIYONO disingkat JOKOWI mirip dengan singkatan nama Pak JOKO WIDODO Gubermur DKI Jakarta. tapi bukan berarti saya bodoh - bodoh amat mas. Jadi saya tidak akan lupa sejarah seperti orang - orang kebanyakan

Jadi saran saya, Kita itu ya mbok jangan mencari pemimpin seperti Indonesia Idol. Di elu - elukan lalu dilupakan! Soekarno mengajarkan kita NASIONALISME, Soeharto mengajarkan kita PEMBANGUNAN YANG TERENCANA, Habibie mengajarkan kita PEMBANGUNAN IPTEK, GUSDUR mengajarkan kita TOLERANSI BERNEGARA, Megawati mengajarkan kita cara menjual ASET NEGARA, SBY Mengajarkan kita KEPRIHATINAN... ya sudah mana yang baik kita pertahankan mana yang tidak baik kita perbaiki.

W : Lah kenapa MEGAWATI dan SBY cuman mengajarkan begituan pak?
J : Ya karena masih absurb! Gak Jelas fokusnya apa selama jadi Presiden Ini juga salah satu bukti gagalnya REFORMASI!

Demikian wawancara kami hari ini. Kalau anda mencari nama lengkap narasumber kami di barisan terakhir ini, kami pastikan anda tidak temukan kecuali anda baca semua dari awal sampai akhir
Oleh : ASBUN/03

Sabtu, 25 Januari 2014

Jokowi : Biarin Warga Yang Pusing, Saya Gak Mau Ikutan Pusing!

Sebuah kebetulan atau sebuah keberuntungan, malam ini ketika TIM WARAWIRI sedang meliput keadaan banjir terkini di Jakarta, TIM WARAWIRI bertemu dengan bapak Jokowi. Walau sedikit kumal sepertinya Pak Jokowi masih tetap bersemangat blusukan ke pelosok Jakarta. Berikut ini adalah petikan wawancara TIM WARAWIRI dengan beliau malam ini (25/01/2014)

W : Bagaimana pak? Banyak temuan dari blusukan hari ini ?
J : Alhamdulillah banjir sudah mulai surut ya. Mudahan - mudahan segera kembali normal.

W : Setelah kemaren sodetan cisadane batal di lakukan, apa ide yang bapak miliki untuk mengantisipasi banjir di Jakarta ?
J : Kalau saya sih punya tiga cara jitu untuk mengatasi banjir ke depannya.

W : Bisa beri kita bocoran pak?
J : Opsi pertama saya sarankan untuk membuat street tunnel. Jadi semua jalur transjakarta nanti di bawahnya akan di keruk selebar jalan dan sedalam 3 meter lalu di cor beton. Jadi nantinya di bawah jalur transjakarta itu di buat sebagai jalan alternatif khusus sepeda motor. Tapi kalau lagi dapat serangan air dari bogor maka jika di perlukan jalur itu di tutup dan di jadikan saluran air. Jadi semua air yang melalui tunnel di bawah jalur transjakarta akan di hitung berapa banyak lalu setiap kubik kita tagih 1 rupiah lah kepada Pemda Jawa Barat karena airnya lewat tunnel kita.

W : Looo kok mesti bayar pak?
J : Ya biasa dong. Gak ada yang gratis kan di Jakarta? Lagian itu air kan dari bogor mau di kirim ke laut melalui Jakarta. Ya mereka mesti kena biaya ongkos kirim dong. 1 Rupiah per kubik itu sudah murah! masa mau gratisan aja. Selama ini mereka ngirim air ke laut gak pernah permisi kok. masa gratisan terus.

W : Jadi opsi pertama ini mirip deep tunnel gitu pak?
J : Iya mirip tapi gak pakai bor. Jalannya aja yang di keruk trus di cor atas bawah bentuknya kotak. Jadi atasnya tetap bisa di lalui TransJakarta sedang bawahnya dipakai buat jalur motor untuk mengurangi kemacetan. Jadi jalannya 2 tingkat tapi bukan ke atas, malah ke bawah. Jadi multi fungsi kan? Bisa jadi jalan bisa jadi gorong - gorong raksasa untuk air. Maka itu nanti jalurnya di hubungkan ke sungai sungai di Jakarta.

W : Apakah itu cuma jalur transjakarta saja pak? Bukankah lebih bagus di buat seperti itu semua jalan di jakarta?
J : Ya mestinya begitu semua. Dii uji coba dulu di jalur transjakarta

W : Bagaimana dengan opsi kedua pak Jokowi?
J : Nah opsi kedua ini sedikit ekstrem tapi saya jamin bisa langsung mengatasi bajir dan macet juga.

W: Bagaimana itu pak?
J : Jadi semua jalanan di ibukota semua di keruk sedalam 10 meter lalu di isi air dan dijadikan sungai sekalian. Jadi nanti Jakarta bebas kendaraan bermotor karena kemana - mana mesti naik perahu atau boat. Jadi mirip - mirip dengan di kota Venice/Venesia itu ya kalau gak salah.

W : Wah. Terus bagaimana nasib transjakarta pak?
J : Nanti kalau opsi ini yang dipilih maka armada transjakarta ya mesti di ganti semua jadi kapal selam.

W : Trus gimana kalau malah nanti jalanan sungai itu pinggir - pinggirnya dijadikan pemukiman kumuh pak?

J : Ya itu memang masalahnya. Saya belum mikir sampai situ juga!

W : Opsi ketiga pak?
J : Jadi kalau kebiasaan warga buang sampah sembarangan, bangun pemukiman di bantaran kali dan waduk tidak bisa di hilangkan juga, terpaksa dibuatkan saja tembok raksasa keliling jakarta lalu isi air biar kelelep (baca : tenggelam) sekalian. Jadi nanti Indonesia menjadi negara pertama yang punya ibukota negara di bawah air (UNDER WATER CITY).

W : Waduh gimana warga bisa hidup di bawah air pak?
J : Ah itu gak usah di pikirin. Warga kita kreatif - kreatif kok. Kita bikin peraturan semua bisa mereka langgar. Jalur busway di pagar aja mereka bisa kok angkat motornya keluar pagar kalau kejebak patroli. Jalur Three In One juga begitu di buat langsung ada jasa joki. Mosok cuma masalah gimana bisa hidup di bawah air aja mereka gak bisa.

W : Lah kok gitu pak?
J : Udah mas, gak usah pusing. Jangan pusing mikirin orang, biarin orang yg pusing mikirin kita. Di buat ini itu dirusak, di buat aturan di langgar. Mumet mas. Jadi alternatif ketiga itu nanti jadi pilihan terakhir saja. Kalau masih susah di atur ini warga - warganya kita pakai opsi ketiga saja. Jadi semua masalah langsung selesai. Gak ada macet, gak ada banjir karena udah kelelep, bebas buang sampah sembarangan karena sampahnya langsung ngambang. Gak perlu debat - debat macem - macem, Selesai urusan.! Wong saya cuma mikirin diri sendiri aja udah pusing gimana Gubernur yang harus mikirin jutaan orang susah di atur seperti warga jakarta. Makanya kalau kemaren itu ada yang ngomong banyak monyet di Jakarta, ya emang saya setuju. Lah... ini, tiap hari saya munguti sampah - sampah yang mereka buang itu kok.

Kadang harga diri saya jatuh rasanya mosok saya manusia mesti ngutipin sampah - sampah monyet gak tau diri itu. Tapi ya mau gimana lagi jaman sekarang monyet lebih sukses mas daripada manusia normal. Jadi monyet itu enak mas. Karena jenjang karirnya jelas. Dari monyet tengil, trus jadi kepala preman, jadi Caleg trus jadi pejabat. Gak perlu sekolah yang bener mas! Karena di negara ini yang penting pintar ngibul ama pintar ngeles. Udah bisa jadi pejabat!

Demikian wawancara kami dengan Pak Joko Widodi (JOKOWI) pemulung yang biasa belusukan mencari sampah keliling ibukota beda dengan JOKO WIDODI abang bakso. Lain ayah lain ibu

Kamis, 23 Januari 2014

AHOK: Saya Sudah Capek Mikirin Jakarta!

Di sela - sela kesibukan Pak AHOK, tim Sindiran Manis diberi kesempatan untuk bertemu beliu sambil makan siang di pinggiran ibukota. Berikut ini hasil wawancara ekslusif kami dengan beliau siang ini (23/01/2014)

TS : Terima kasih pak atas waktunya dan traktiran makan siangnya.

A : Oh... biasa aja. Kalau ada kita makan, kalau gak ada yang mau di makan ya terpaksa kita cuma pandang - pandangan aja (tersenyum)

TS : Begini pak, Bagimana tanggapan bapak mengenai pernyataan Pak Jokowi yang kemaren - kemaren di kritik pengamat karena menyalahkan hujan sebagai penyebab banjir di Jakarta.

A : Begini ya, Banjir itu kan pasti karena AIR ya? gak mungkin karena api apalagi karena susu. Nah air itu datangnya dari hujan. Ya berarti bener dong penyebab awal dari banjir ini adalah hujan kan? Apanya yang salah? Selanjutnya baru karena selokan pada mampet, kali - kali pada dangkal, tersumbat di sana - sini karena sampah. Itu penyebab kedua. Tapi tetep AWAL nya pasti karena Hujan! Jadi gak ada yg salah dalam pernyataan Pak Jokowi. Kalau pun ada yang merasa itu salah, ya pasti otaknya dia yang korslet!

TS : Apakah ini bukan seperti kata pengamat itu pak bahwa Pak Jokowi hanya mencoba lempar tanggung jawab? Menyalahkan hujan, Menteri PU dan warga jakarta?

A : Wah saya rasa bukan melempar tanggung jawab kok. Ya itu emang tanggung jawab mereka. Emang yang bikin kali, parit selokan itu pada mampet kena sampah karena pak Jokowi yang buang sampah sembarangan? Warga kan?!!! Trus itu urusan tidak sinkronnya penanganan banjir antara jakarta dengan daerah sekitarnya seperti depok, dll itu juga salah pak JOKOWI? salah menteri PU nya kan? Masa sudah banjir baru bikin pertemuan. Selama ini kemana aja? Udah kelelep baru keluar! Untung pak menteri gak di makan buaya dulu kan bisa berabe!? Siapa yg mimpin rapat nya coba ? hahaah (Ketawa Cekikian)

Jadi ndak ada itu salah menyalahkan dan melempar tanggung jawab. Karena memang itu tanggung jawab mereka. Masalahnya mereka merasa bertanggung jawab atau tidak! Kalau tidak merasa ya pasti ngomong begitu! Itu udah jelas gak usah di bolak balik. Tapi ya kebiasaan kita sih emang gak pernah mau terima teguran.


TS : Berarti pak ahok setuju dengan pernyataan Jokowi (Joko Widodi) bahwa banyak monyet yang menjadi warga DKI ?

 A : Kalau yang buang sampah sembarangan itu sih emang monyet lah! Manusia kan emang gak ada yang seperti itu. Tapi kalau yang ngerusakin telp umum, halte bus, coret - coret tembok, parkir seenak jidat, dan merusak fasilitas umum, menduduki tanah negara, bikin rumah di pinggir kali.. dll itu sih sepertinya bukan monyet! lebih pantas di sebut kampret! atau kalau mau di buat prokem sih lebih pantas di sebut SOMPRET (SOK MANUSIA, PIKIRAN MONYET!).

Ya tapi mau gimana lagi ya, mereka itu memang susah di atur, lagian banyak pendukungnya juga di tv - tv, di DPR, di DRPD, ah banyak dah. Maklumlah sesama monyet kan pasti saling mendukung. Kita sih sebagai manusia harus lebih welas asih lah. Maklum aja, yang waras sih ngalah!.


TS : Apa pesan pak AHOK buat Gubernur JOKOWI ?

A: Saya mau minta pak gubernur supaya berhenti lah terlalu lembut pada monyet - monyet di jakarta. Beda dengan di solo, di sana itu manusia semua dan gampang di atur. Nah disini beda kan? Susah di atur! Pendekatan humanis gak cocok di jakarta. Disini lebih cocok pendekatan ANIMALIS. memanusiakan manusia seperti jargon nya pak Jokowi mana bisa di terapin di jakarta! Memanusiakan monyet? Gimana caranya coba? Monyet ya di hutan saja!. Jangan di bawa ke kota!

Saya sudah capek mikirin warga jakarta tapi mereka gak ada yang mau mikirin. Mendingan syarat jadi warga DKI itu di perketat. Harus ada psikotest agar tidak ada lagi monyet yang jadi warga. Kalau seandainya saya jadi Priesiden udah saya ratain tuh semua monyet - monyet! persetan sama HAM (Hak azasi monyet). Kalau mau tetap jadi monyet! Pergi sono ke hutan! Bakalan langsung bersih tuh se indonesia dari monyet - monyet yang susah di atur!


TS. Wah keras juga pak ya? Gak takut pak ntar dianggap melanggar HAM!?

A : HAM apaan? Hamburger? Ah gak peduli. makan tuh HAM! monyet ama kampret kok ngomong HAM! ... HAM cuma buat manusia yang menghargai hak orang lain! Paham gak lo?!!! bikin gw naik darah aja!

Demikian wawancara kami dengan Pak Antoni Hoky ( Ahok) Pedagang siomay temen Joko Widodi penjual bakso pasar minggu.